Kemenangan Tantri dan Cella dalam Sengketa Hukum
Tantri dan anggota band Kotak lainnya, termasuk Cella, baru saja meraih kemenangan dalam gugatan yang mereka hadapi. Cella mengumumkan melalui akun media sosialnya bahwa mereka telah diakui sebagai personel resmi band Kotak. “Saya ingin berbagi kabar penting mengenai proses hukum yang saya hadapi demi memperjuangkan kebenaran,” tulis Cella pada 19 Mei 2025.
Gugatan ini diajukan oleh tiga individu berinisial PT, PA, dan JA, yang mengklaim hak atas nama band Kotak. Namun, pada 13 Maret 2025, hakim Pengadilan Negeri Sleman memutuskan untuk menerima eksepsi dari pihak Cella, menyatakan bahwa pengadilan tidak berwenang mengadili perkara tersebut. Keputusan ini memberikan angin segar bagi Tantri dan Cella.
Kemenangan ini dianggap sebagai langkah penting dalam mengukuhkan posisi mereka. Tantri dan Cella berharap hasil ini dapat mengakhiri ketidakpastian yang mengganggu perjalanan musik mereka.
Tanggapan Kritis dari Posan Tobing
Posan Tobing memberikan reaksi keras terhadap pernyataan Cella. Dalam Instagram Stories, ia menuduh Cella dan rekan-rekannya menyebarkan berita hoaks. “Menyampaikan berita HOAX itu ternyata ada sanksinya ya?” tulis Posan, merujuk pada undang-undang tentang penyebaran berita bohong.
Ia juga menegaskan bahwa tidak ada isi dalam putusan pengadilan yang mendukung klaim tersebut. “Segitunya mau nyari duit,” ungkapnya, menunjukkan ketidakpuasan terhadap situasi ini. Sindiran Posan terhadap slogan “Kami adalah Kotak” yang diucapkan Cella semakin memperburuk suasana.
Sindiran tersebut semakin tajam ketika ia menambahkan kalimat yang mengejek, menegaskan perasaannya bahwa tindakan tersebut tidak pantas. Ini semakin memperkeruh hubungan antara mereka.
Rencana dan Harapan di Masa Depan
Dengan kemenangan di tangan, Tantri dan Cella berencana untuk kembali fokus pada karier musik mereka. Mereka berharap dapat meluncurkan proyek baru yang telah lama dinantikan penggemar. “Kami akan terus berkarya dan memberikan yang terbaik,” tegas Cella.
Sementara itu, Posan tetap bertekad untuk melanjutkan karier musiknya dengan cara yang berbeda. Ia berencana untuk menggelar konser musik Batak, menunjukkan bahwa meskipun ada perseteruan, ia ingin tetap eksis di dunia musik.
Kasus ini mengingatkan bahwa industri musik tidak hanya tentang penampilan, tetapi juga tentang hubungan antar personel dan legalitas. Semua pihak diharapkan dapat menyelesaikan perbedaan mereka demi kemajuan musik Indonesia yang lebih baik.