Perkembangan teknologi kecerdasan buatan kembali menghadirkan fenomena baru lewat munculnya perangkat yang dirancang sebagai “hewan peliharaan digital”. Dua produk yang mencuri perhatian adalah Huawei Smart Hanhan yang baru dirilis di China dan Casio Moflin yang lebih dulu populer di Jepang. Keduanya hadir sebagai teman interaktif yang mampu merespons suara, sentuhan, hingga emosi pengguna. Pertanyaannya kini mengerucut pada satu hal: apakah kategori ini akan berkembang menjadi tren besar ke depan atau sekadar hype sesaat.
Perangkat Mini dari Huawei yang Paham Sentuhan
Huawei meluncurkan Smart Hanhan, boneka mini berbasis AI yang tampil seperti hewan peliharaan mungil. Perangkat ini dilengkapi model AI Xiaoyi yang memproses suara, sentuhan, dan gerakan. Dari mengetuk kepala hingga menggoyang tubuh boneka, setiap tindakan pengguna direspons dengan ekspresi dan getaran kecil. Hal ini membuat interaksi terasa lebih hidup dibanding perangkat digital pada umumnya.
Ukuran Smart Hanhan cukup ringkas, hanya 80 x 68 x 82 milimeter dengan bobot sekitar 140 gram. Baterainya 1.800 mAh, mampu bertahan hingga delapan jam untuk pemakaian intens, atau lebih dari dua hari untuk penggunaan normal. Smart Hanhan juga terhubung dengan ekosistem HarmonyOS dan dapat menyimpan interaksi pengguna dalam format “buku harian emosi”.
Perangkat ini dijual dengan harga 399 yuan atau sekitar Rp 937.000. Tiga warna yang ditawarkan langsung habis terjual tak lama setelah penjualan dibuka. Minat yang kuat di awal perilisan mengindikasikan kebutuhan baru terhadap perangkat pendamping berbasis AI.
Moflin, Robot AI dari Jepang yang Berkembang Seperti Makhluk Hidup
Sementara itu, Casio menawarkan produk yang mendapat sorotan luas pada 2025, yaitu Moflin. Robot mungil berbulu ini hadir dalam wujud yang mirip hewan kecil tanpa kaki, lengkap dengan suara lembut dan respons emosional. Moflin dijual seharga sekitar 59.400 yen atau 400 dolar AS dan dipasarkan sebagai peliharaan digital yang dapat berkembang sesuai pola interaksi pengguna.
Casio menyebut Moflin bisa memiliki lebih dari 40.000 pola kepribadian berbeda. Perangkat ini mengingat perlakuan pemiliknya dan membentuk karakter berdasarkan pengalaman tersebut. Dalam 50 hari, Moflin akan “matang” dan memperlihatkan perkembangan cara bergerak hingga cara merespons suara.
Casio bahkan menyediakan layanan berlangganan berupa Moflin Membership Club. Layanan ini mencakup perawatan hingga fitur “Revival” yang memungkinkan pemilik menghidupkan kembali Moflinnya menggunakan data cadangan aplikasi. Produk ini ludes di Jepang dan permintaannya terus tumbuh.
Kemunculan Dua Produk, Sinyal Tren Baru?
Dari dua contoh tersebut, ada pola yang mulai terbentuk. Pertama, muncul kebutuhan terhadap perangkat AI yang berfungsi sebagai teman non manusia. Permintaan yang tinggi terhadap Smart Hanhan maupun Moflin menunjukkan bahwa konsumen mulai mencari pengalaman emosional dari teknologi. Fungsinya tidak lagi sekadar alat, tetapi menjadi pendamping.
Kedua, perusahaan besar mulai menempatkan fokus lebih serius pada “emotional AI”. Baik Huawei maupun Casio membangun model interaksi dengan menekankan respons emosi. Ini menandakan arah baru dalam pengembangan perangkat konsumen yang tidak hanya mengandalkan fitur teknis.
Ketiga, kehadiran fitur tambahan seperti buku harian emosi maupun layanan perawatan berbayar menunjukkan upaya menciptakan ekosistem jangka panjang. Produk tidak berhenti sebagai perangkat fisik, tetapi hadir sebagai layanan berkelanjutan.
Jika melihat pola ini, kecenderungan menuju tren baru cukup kuat. Namun hingga kini, pasar hewan peliharaan AI masih berada pada tahap awal dan kebutuhan konsumen berbeda di tiap negara. Di Jepang, misalnya, adopsi perangkat pendamping cukup tinggi karena faktor budaya dan ketertarikan terhadap robotika. Sementara itu, di negara lain, adopsi bisa lebih lambat karena preferensi pengguna atau harga yang masih relatif tinggi.
Kesimpulan: Arah yang Mulai Terbentuk, Meski Masih Butuh Waktu
Melihat minat pasar, inovasi sistem AI, dan dukungan ekosistem dari masing masing produsen, segmen hewan peliharaan berbasis AI memang berpotensi menjadi tren baru. Produk seperti Smart Hanhan dan Moflin menandai dimulainya era perangkat pendamping yang lebih cerdas dan emosional. Namun apakah akan menjadi tren global, bergantung pada adopsi pasar, kestabilan harga, dan sejauh mana pengguna merasakan manfaat emosional dari perangkat tersebut.
Untuk saat ini, kategorinya masih berkembang tetapi menunjukkan tanda kuat bahwa konsep “AI companion” akan semakin umum dalam beberapa tahun mendatang.
