Elon Musk Tak Lagi Aktif di Gedung Putih: Fokus Kembali ke Tesla di Tengah Penurunan Pendapatan

Illustrasi Trump Meninggalkan Gedung Putih

Washington, 1 Mei 2025 – Nama Elon Musk kembali menjadi sorotan, kali ini bukan karena peluncuran roket SpaceX atau inovasi teknologi Tesla, melainkan karena perannya yang berubah dalam pemerintahan Amerika Serikat. Orang terkaya di dunia ini dilaporkan sudah tidak lagi hadir secara fisik di Gedung Putih, tempat di mana sebelumnya ia memimpin sebuah departemen khusus bernama Department of Government Efficiency (DOGE).

Sebagai tokoh publik yang dikenal karena sepak terjangnya dalam teknologi, energi, dan eksplorasi luar angkasa, keterlibatan Elon Musk di lingkungan pemerintahan adalah sesuatu yang tak biasa. DOGE—nama departemen yang seolah-olah terinspirasi dari meme favorit komunitas kripto, Dogecoin—merupakan proyek ambisius pemerintahan Presiden Donald Trump yang bertujuan memangkas pemborosan dan meningkatkan efisiensi di birokrasi Amerika.

Selama berbulan-bulan, Musk secara aktif memberikan pengarahan langsung kepada Presiden Trump di Ruang Oval, menghadiri rapat kabinet, hingga ikut dalam perjalanan kepresidenan menggunakan Air Force One, kadang ditemani oleh putranya yang masih kecil. Namun kini, kehadirannya yang semula intens mulai meredup.

Menurut Chief of Staff Gedung Putih, Susie Wiles, meskipun Elon Musk tak lagi hadir secara fisik, kontribusinya tetap dirasakan. “Daripada bertemu dengan dia secara fisik, saya bicara di telepon, tapi dampaknya sama saja,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa DOGE tetap berjalan seperti biasa dengan tim yang masih aktif bekerja di lokasi. “Ia tak sepenuhnya keluar dari sana. Ia hanya tidak hadir secara fisik seperti sebelumnya. Ia akan mundur sedikit, tapi jelas tidak meninggalkannya.”

Pergeseran fokus ini bukan tanpa alasan. Musk mengumumkan akan mengalokasikan lebih banyak waktu untuk mengurus Tesla, yang kini tengah menghadapi tantangan besar. Laporan keuangan kuartal pertama 2025 menunjukkan performa yang menurun drastis. Pendapatan Tesla anjlok 9%, dari USD 21,3 miliar menjadi USD 19,34 miliar. Sementara itu, pendapatan dari sektor otomotif mengalami penurunan 20%, dari USD 17,4 miliar menjadi USD 14 miliar. Yang lebih mengkhawatirkan, pendapatan bersih perusahaan turun 71% menjadi hanya USD 409 juta.

“Sekarang setelah pekerjaan utama mendirikan Departemen Efisiensi Pemerintah selesai, saya mengalokasikan lebih banyak waktu untuk Tesla,” kata Musk dalam pernyataan resminya. Ia juga menambahkan bahwa mulai Mei ini, waktu yang ia alokasikan untuk DOGE akan dikurangi drastis.

Namun, bukan berarti ia sepenuhnya meninggalkan dunia politik atau pemerintah. Musk mengatakan masih akan terlibat secara terbatas dalam DOGE, setidaknya satu hingga dua hari dalam seminggu, sepanjang masa jabatan Trump. Meski tidak lagi menjadi figur yang berjalan mondar-mandir di Gedung Putih, pengaruh Musk dalam proyek efisiensi pemerintah AS masih terasa melalui tim yang ia bentuk.

Fenomena ini menyoroti bagaimana tokoh teknologi swasta bisa memiliki pengaruh besar dalam pemerintahan, sekaligus menghadirkan pertanyaan: seberapa jauh sebaiknya seorang inovator industri terlibat dalam politik dan kebijakan negara? Meski kontribusinya di DOGE mungkin belum sepenuhnya terukur secara finansial, kehadiran Elon Musk di pusat kekuasaan AS menjadi simbol bagaimana teknologi dan pemerintahan kini saling berkelindan.

Ke depan, publik dan investor akan mengawasi langkah Musk dengan cermat—baik di jalur Tesla dan SpaceX, maupun dalam urusan-urusan pemerintahan yang mungkin masih ia sentuh dari balik layar. Yang pasti, dunia belum selesai dengan Elon Musk, baik di bumi maupun di luar angkasa.

Exit mobile version