Aksi Pencurian Berani di Medan

Pencurian dengan Metode Unik

Kota Medan, Sumatera Utara, kembali digemparkan oleh aksi pencurian yang berani. Seorang pria bernama Kamaludin, berusia 33 tahun, berhasil mencuri laptop dan dua handphone dari rumah seorang warga dengan cara yang tidak biasa. Ia merayap masuk ke rumah korban layaknya karakter fiksi Spider-Man. Kejadian ini terjadi pada tanggal 3 September 2024, sekitar pukul 04.00 WIB.

Menurut keterangan dari pihak kepolisian, Kanit Reskrim Polsek Patumbak Iptu MY Dabutar, pencurian terjadi setelah korban, yang merupakan seorang mahasiswa, pergi tidur. “Sekitar pukul 02.00 WIB, korban meletakkan laptopnya di lantai dua dan kemudian turun untuk mengecas handphone,” ungkap Iptu Dabutar. Setelah mengecas, korban tidur tanpa menyadari bahwa rumahnya sedang menjadi target pencurian.

Keesokan paginya, korban terbangun dan mendapati handphone miliknya dan adiknya telah hilang. “Saya terbangun dan langsung mencari handphone, tetapi tidak menemukannya. Saat saya naik ke lantai dua, laptop saya juga sudah tidak ada,” jelas korban dengan nada panik. Kejadian ini membuatnya merasa sangat terkejut dan khawatir.

Tindakan Cepat Pihak Kepolisian

Setelah menyadari kehilangan barang berharga, korban segera melapor ke Polsek Patumbak. Pihak kepolisian pun langsung merespons laporan tersebut dan melakukan penyelidikan. “Kami mendapatkan informasi dari korban dan mulai memburu pelaku. Dalam waktu singkat, kami berhasil mengidentifikasi Kamaludin sebagai pelaku,” kata Iptu Dabutar.

Pada tanggal 7 September, tim kepolisian berhasil menangkap Kamaludin di sebuah warung di Jalan Balai Desa. “Pelaku kami tangkap tanpa perlawanan. Dia mengaku melakukan pencurian dengan cara merayap melalui dinding rumah korban,” tambahnya. Pelaku mengungkapkan bahwa ia masuk ke rumah melalui pintu lantai dua yang tidak terkunci.

Setelah ditangkap, Kamaludin mengaku telah menjual barang curian di daerah Jermal seharga Rp 1,2 juta. “Uang hasil penjualan itu saya gunakan untuk membeli pakaian dan untuk foya-foya,” ujarnya saat diinterogasi. Pengakuan ini mengejutkan pihak kepolisian, yang kemudian melanjutkan penyelidikan untuk menemukan tempat barang-barang tersebut dijual.

Upaya Pelarian yang Gagal

Namun, saat pihak kepolisian melakukan pengembangan untuk menemukan tempat penjualan barang curian, Kamaludin berusaha melarikan diri. “Kami memberi tembakan peringatan, tetapi pelaku tidak menggubrisnya,” kata Iptu Dabutar. Dalam situasi yang semakin tegang, petugas terpaksa menembak kaki pelaku untuk menghentikannya.

“Pelaku langsung melarikan diri saat kami meminta dia untuk menunjukkan rumah penadah. Tindakan tegas terukur ini dilakukan demi keamanan anggota kami,” ungkap Iptu Dabutar. Kamaludin kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Polda Sumut untuk mendapatkan perawatan medis atas luka tembak di kakinya.

Peristiwa ini tidak hanya mengundang perhatian media, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga. Banyak yang merasa tidak aman setelah mendengar berita pencurian ini. “Kami sangat khawatir. Harus ada langkah-langkah untuk meningkatkan keamanan di lingkungan kami,” kata seorang warga setempat.

Dampak Kejadian bagi Masyarakat

Kejadian pencurian ini membawa dampak signifikan bagi warga sekitar. Mereka mulai melakukan diskusi mengenai cara melindungi rumah mereka dari pencurian. “Kami perlu lebih waspada dan melakukan patroli malam. Ini penting untuk menjaga keamanan,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat.

Sebagai respons, pihak kepolisian mengadakan sosialisasi untuk memberikan informasi tentang langkah-langkah pencegahan pencurian. “Kami ingin masyarakat lebih paham tentang cara melindungi diri dan barang berharga mereka,” kata Iptu Dabutar. Sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan warga.

Proses Hukum dan Harapan Warga

Kamaludin kini menghadapi proses hukum atas tindakannya. Pihak kepolisian telah mengumpulkan barang bukti dan keterangan dari saksi-saksi untuk melengkapi berkas kasus ini. “Kami akan memastikan bahwa pelaku mendapat hukuman yang setimpal,” ujar Iptu Dabutar.

Warga berharap agar pelaku mendapatkan keadilan dan tidak ada lagi kejadian serupa di masa depan. “Kami tidak ingin hidup dalam ketakutan. Keamanan lingkungan harus menjadi prioritas,” ungkap seorang warga yang menjadi korban pencurian. Dengan harapan agar keadilan ditegakkan, mereka menunggu proses hukum yang berlangsung.

Exit mobile version