Jakarta – Para penikmat serial dan film di Netflix, bersiaplah untuk kabar yang mungkin sedikit membuat dompet menjerit. Raksasa layanan streaming asal Amerika Serikat ini dilaporkan berencana untuk terus menaikkan harga langganan bulanannya secara bertahap dalam lima tahun ke depan. Keputusan ini bukan tanpa alasan—Netflix sedang mengincar target keuangan super ambisius hingga tahun 2030.
Menurut laporan dari 9to5Mac, langkah kenaikan harga ini merupakan bagian dari strategi besar untuk menggandakan valuasi perusahaan menjadi USD 1 triliun dari posisi sekarang yang berada di kisaran USD 500 miliar. Tak hanya itu, Netflix juga membidik target melipatgandakan pendapatan mereka dalam kurun waktu lima tahun. Target besar ini tentu butuh langkah konkret, dan salah satunya adalah dengan menaikkan biaya berlangganan secara berkala.
Naik Harga: Strategi Lama yang Tetap Ampuh
Bukan hal baru bagi Netflix untuk menaikkan harga. Di Amerika Serikat saja, sejak tahun 2015 hingga 2025, harga paket termahal telah melonjak lebih dari dua kali lipat. Polanya pun cukup konsisten: Netflix biasanya menahan harga selama 12 hingga 15 bulan sebelum kembali menaikkannya. Terkadang, mereka juga memperkenalkan paket baru dengan fitur tambahan dan tentu saja—harga lebih tinggi.
Meski begitu, langkah ini tetap dianggap efektif. Pasalnya, mayoritas pelanggan cenderung tetap bertahan meski harga naik. Selama nilai yang ditawarkan Netflix sepadan—entah lewat konten orisinal, fitur eksklusif, atau kemudahan akses—konsumen terbukti rela merogoh kocek lebih dalam.
Alternatif Lain Ada, Tapi Tidak Seefisien Naik Harga
Analis industri mencatat bahwa Netflix memang memiliki berbagai alternatif lain untuk meningkatkan pendapatan, seperti:
- Menarik pelanggan baru di pasar negara berkembang
- Meningkatkan pendapatan dari iklan melalui paket murah
- Menyediakan fitur tambahan seperti cloud gaming
- Menjelajah segmen bisnis baru
Namun, strategi-strategi tersebut membutuhkan waktu, biaya, dan sumber daya yang lebih besar. Dibandingkan dengan opsi-opsi tersebut, menaikkan harga langganan adalah cara tercepat dan paling langsung untuk mendongkrak pendapatan, tanpa perlu melakukan ekspansi masif.
Mencontoh Platform Lain
Netflix tampaknya juga melihat keberhasilan Spotify dan YouTube sebagai contoh. Spotify berkembang dari layanan streaming musik menjadi penyedia podcast dan buku audio. Sementara YouTube mengembangkan YouTube Premium serta YouTube TV. Netflix sendiri sudah mulai menyusul dengan menghadirkan paket langganan yang lebih murah didukung iklan dan mulai merambah ke fitur tambahan.
Apa Artinya Bagi Pelanggan?
Bagi pelanggan, ini bisa jadi momen untuk mengevaluasi paket langganan yang digunakan. Dengan kemungkinan kenaikan harga mulai tahun 2025 di AS dan kemungkinan menyusul ke pasar global, penting untuk mempertimbangkan apakah paket saat ini masih sesuai dengan kebutuhan dan budget.
Namun satu hal yang pasti, Netflix tidak akan berhenti di sini. Selama pelanggan bersedia membayar lebih dan angka churn (berhenti langganan) masih rendah, strategi kenaikan harga akan terus menjadi senjata andalan mereka untuk mengejar mimpi jadi perusahaan triliunan dolar.