Mid-Autumn Festival, atau dalam bahasa Mandarin dikenal dengan nama Zhongqiu Jie (中秋节), adalah salah satu perayaan paling penting dalam budaya Tiongkok dan Asia Timur. Festival ini selalu dirayakan pada tanggal 15 bulan ke-8 dalam kalender lunar, ketika bulan berada dalam kondisi paling bulat dan paling terang. Di masyarakat modern, perayaan ini sering disebut juga sebagai Hari Makan Kue Bulan, karena mooncake menjadi simbol utama yang tidak pernah absen dari setiap meja keluarga.
Bagi orang Tionghoa, Mid-Autumn Festival bukan hanya tentang makanan, melainkan tentang filosofi hidup, doa untuk keberuntungan, dan menjaga hubungan keluarga. Sama seperti Lebaran di Indonesia identik dengan pulang kampung dan silaturahmi, Mid-Autumn adalah waktunya keluarga Tiongkok berkumpul kembali, berbagi cerita, dan merayakan kebersamaan.
Asal Usul dan Filosofi Bulan Purnama
Mengapa bulan purnama menjadi inti dari perayaan ini? Sejak ribuan tahun lalu, bulan dipandang sebagai simbol kesempurnaan, kesatuan, dan siklus hidup. Ketika bulan tampak bulat sempurna, orang percaya itu adalah momen terbaik untuk berdoa agar keluarga tetap harmonis dan rezeki mengalir tanpa putus.
Ada pula mitologi terkenal tentang Dewi Chang’e, seorang wanita yang konon meminum ramuan keabadian dan akhirnya tinggal di bulan. Bersamanya ada Jade Rabbit atau kelinci giok, yang dipercaya terus menumbuk ramuan kehidupan. Kisah ini membuat bulan, kelinci, dan Chang’e menjadi simbol spiritual dari Mid-Autumn Festival. Tidak heran, sampai sekarang banyak lentera, dekorasi, bahkan desain kue bulan menampilkan gambar kelinci dan bulan penuh.
Kenapa Orang-Orang Makan Kue Bulan?
Kue bulan atau mooncake (月饼 / yuebing) bukan sekadar camilan musiman. Bentuk bulat dari mooncake melambangkan bulan purnama, sementara membaginya kepada keluarga atau teman adalah simbol berbagi doa, keberuntungan, dan rasa syukur.
Ada beberapa alasan kenapa mooncake menjadi pusat tradisi ini:
- Bentuk Bulat sebagai Simbol Persatuan
Bulat berarti utuh. Saat keluarga makan mooncake bersama, itu mencerminkan kebersamaan dan keutuhan hubungan. - Isian yang Penuh Makna
- Pasta biji lotus melambangkan kemurnian.
- Kacang merah atau kacang hijau menandakan kesejahteraan.
- Kuning telur asin di tengah menyerupai bulan, simbol keberuntungan dan pusat kehidupan.
- Sejarah Terselubung
Legenda menyebutkan bahwa di masa Dinasti Yuan, pesan rahasia untuk pemberontakan disembunyikan di dalam kue bulan. Artinya mooncake juga pernah menjadi simbol perjuangan dan kebebasan rakyat.
Tradisi yang Selalu Dihidupkan
Selain makan mooncake, Mid-Autumn Festival juga identik dengan kegiatan lain:
- Menatap Bulan Purnama
Keluarga biasanya duduk di halaman atau balkon untuk menikmati cahaya bulan sambil berbincang. - Menyalakan Lentera
Anak-anak membawa lentera warna-warni. Lentera melambangkan doa dan harapan yang terang di masa depan. - Berdoa untuk Kesejahteraan
Banyak orang percaya bahwa doa di malam bulan purnama akan lebih kuat, karena bulan dianggap sebagai penghubung manusia dengan alam semesta.
Mid-Autumn di Dunia Modern
Hari ini, Mid-Autumn Festival berkembang tidak hanya sebagai tradisi keluarga, tetapi juga fenomena budaya populer. Perusahaan besar berlomba membuat mooncake edisi spesial, dari versi tradisional sampai modern seperti mooncake es krim. Restoran internasional pun ikut merayakan dengan menu tematik.
Di dunia hiburan, terutama game asal Tiongkok seperti Honor of Kings atau Genshin Impact, Mid-Autumn Festival selalu hadir dalam bentuk event khusus. Pemain di seluruh dunia bisa ikut merasakan nuansa perayaan lewat quest, skin eksklusif, atau item berbentuk mooncake. Inilah cara tradisi kuno bertahan sekaligus diperkenalkan ke generasi digital.
Relevansi untuk Masyarakat Indonesia
Meski bukan tradisi lokal, masyarakat Indonesia bisa belajar banyak dari Mid-Autumn Festival. Filosofi berbagi makanan sebagai simbol cinta keluarga sangat mirip dengan semangat Lebaran yang penuh silaturahmi. Makan kue bulan di malam bulan purnama bukan sekadar ritual, melainkan pesan universal bahwa kebersamaan lebih penting daripada kesendirian.
Penutup
Mid-Autumn Festival adalah perayaan yang kaya makna. Dari kisah mitologi Chang’e dan kelinci giok, hingga tradisi makan mooncake yang penuh simbol, semuanya menekankan satu hal: pentingnya menjaga kebersamaan dan harmoni dalam keluarga. Di era modern, meski tradisi ini sudah masuk ke dunia digital lewat game dan budaya pop, esensinya tetap sama, yaitu berbagi dan bersatu.
Jadi, ketika kita mendengar tentang “Hari Makan Kue Bulan”, ingatlah bahwa itu bukan hanya soal camilan musiman, tetapi tentang doa, persatuan, dan tradisi yang telah hidup selama ribuan tahun.