Penyebaran penyakit global, mulai dari pandemi COVID-19 hingga yang terbaru, Human Metapneumovirus (HMPV), seringkali dikaitkan dengan China. Hal ini memicu rasa penasaran masyarakat global, mengapa negara ini sering disebut sebagai “asal muasal” wabah penyakit baru? Berikut adalah penjelasan ilmiah dan budaya yang menjadi faktor pendukungnya.
Faktor Ilmiah: Wadah Pencampuran Virus
Menurut para ahli, salah satu alasan utama adalah kepadatan populasi di China yang sangat tinggi. Kondisi ini menciptakan interaksi yang intensif antara manusia dan berbagai spesies hewan, termasuk hewan liar, ternak, hingga unggas.
Dr. Peter Daszak, Presiden EcoHealth Alliance, menjelaskan bahwa wilayah selatan China sering disebut sebagai “wadah pencampuran” virus. Di daerah ini, terdapat banyak peternakan dengan standar sanitasi yang minim, serta pengawasan kesehatan yang longgar. Para petani sering membawa ternak mereka ke pasar tradisional (pasar basah), di mana berbagai jenis hewan—unggas, mamalia, hingga reptil—berkumpul dalam satu tempat.
Di pasar ini, virus dari berbagai inang hewan memiliki peluang besar untuk bermutasi dan berpindah spesies. Kondisi ini memungkinkan virus yang sebelumnya hanya menginfeksi hewan, menjadi mampu menginfeksi manusia, seperti yang diduga terjadi pada virus COVID-19.
Budaya dan Kebiasaan yang Berkontribusi
Dari sisi budaya, banyak masyarakat China yang memiliki kebiasaan lebih menyukai daging segar dibandingkan daging yang sudah didinginkan atau dibekukan. Menurut Melinda Liu, seorang jurnalis Smithsonian, kebiasaan ini menjadi salah satu faktor yang memperbesar peluang manusia untuk bersentuhan langsung dengan hewan yang mungkin membawa virus baru.
Selain itu, budaya pengobatan tradisional juga memiliki peran. Ketika terinfeksi penyakit, sebagian masyarakat China lebih memilih pengobatan herbal atau akupunktur dibandingkan pengobatan medis modern. Sayangnya, pengobatan tradisional ini sering kali tidak efektif dalam menangani virus baru, yang akhirnya memperburuk penyebaran wabah.
HMPV dan Lonjakan Kasus di China
Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan atas dan bawah, serta umum terjadi selama musim dingin dan musim semi. Meskipun virus ini bukan hal baru dan telah ada selama puluhan tahun, lonjakan kasus HMPV baru-baru ini terjadi di China.
Menurut Chinese Center for Disease Control and Prevention (CCDCP), virus ini menjadi salah satu penyebab utama infeksi pernapasan selama musim dingin. Namun, pihak berwenang telah menetapkan protokol pelaporan dan verifikasi kasus untuk meminimalkan penyebaran lebih lanjut.
Kondisi di Indonesia
Di Indonesia, sejauh ini belum ditemukan kasus HMPV seperti yang terjadi di China. Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Widyawati, menyatakan bahwa kasus influenza tipe A seperti H5N1 pernah terjadi pada periode 2005-2017, tetapi sejak 2018 tidak ada laporan baru.
Namun, kewaspadaan tetap diperlukan. Mengingat China kerap menjadi episentrum wabah global, protokol kesehatan dan pengawasan ketat terhadap masuknya penyakit dari luar negeri perlu terus dilakukan.
Kesimpulan
Faktor ilmiah, seperti kondisi pasar basah, peternakan dengan sanitasi rendah, dan mutasi virus dari hewan ke manusia, berpadu dengan kebiasaan budaya masyarakat China, menjadi alasan utama mengapa negara ini kerap menjadi titik awal wabah penyakit baru.
Meski begitu, pengetahuan tentang penyebab dan cara mencegah penyebaran wabah dapat membantu dunia bersiap menghadapi tantangan serupa di masa depan. Tetap waspada dan terus patuhi protokol kesehatan agar terhindar dari berbagai penyakit menular.