banner 728x250

Mengapa Hukuman Fisik Tidak Lagi Diterima di Sekolah?

banner 120x600
banner 468x60

Kejadian yang Mengguncang

Peristiwa meninggalnya siswa SMP berinisial RSS di Deli Serdang akibat hukuman fisik mengundang perhatian luas. RSS, yang baru berusia 14 tahun, meninggal setelah dihukum 100 kali squat jump oleh guru agama karena tidak hafal ayat kitab suci. Ibu korban, Yuliana, merasa sangat terpukul dan menuntut keadilan.

“Dia hanya anak kecil yang ingin belajar. Kenapa harus dihukum dengan cara seperti itu?” keluh Yuliana, mengekspresikan rasa sakitnya. Keluarga berharap hukuman kepada guru tersebut bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak.

banner 325x300

Tanggapan Dinas Pendidikan

Dinas Pendidikan Deli Serdang segera mengambil langkah dengan menonaktifkan guru yang terlibat dalam kejadian ini. Citra Efendy Capah, sebagai pejabat yang bertanggung jawab, menyatakan bahwa tindakan kekerasan tidak boleh terjadi di lingkungan pendidikan.

“Kami akan melakukan penyelidikan menyeluruh untuk memastikan keamanan dan kenyamanan siswa di sekolah,” ujar Citra. Upaya ini diharapkan dapat memberikan jaminan kepada orang tua bahwa anak-anak mereka akan mendapatkan pendidikan yang aman.

Perluasan Diskusi tentang Metode Pendidikan

Kematian RSS membuka peluang untuk mendiskusikan tentang pentingnya pendidikan yang lebih manusiawi. Banyak pihak yang berpendapat bahwa pendidikan seharusnya tidak melibatkan hukuman fisik. Sebaliknya, pendekatan yang lebih positif dan konstruktif harus diterapkan.

“Anak-anak perlu merasa nyaman dan aman di sekolah. Hukuman fisik hanya akan membuat mereka takut dan tidak percaya diri,” ujar seorang psikolog pendidikan.

Kesimpulan dan Harapan

Keluarga RSS berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak. Mereka ingin agar tidak ada lagi anak-anak yang mengalami nasib serupa. “Kami ingin pendidikan di Indonesia berubah menjadi lebih baik dan lebih manusiawi,” tutup Yuliana dengan harapan yang besar.

banner 325x300