Lonjakan harga memori komputer sepanjang 2025 menjadi salah satu isu terbesar di industri teknologi. Kenaikan harga tidak hanya terjadi pada RAM, tetapi juga SSD, bahkan mulai merembet ke GPU. Sejumlah laporan global dari PCGamer, PCWorld, TomsHardware, hingga Kompas.com menunjukkan bahwa pasar memori sedang berada di fase kekurangan pasokan paling serius dalam tiga dekade terakhir. Perubahan ini mempengaruhi seluruh rantai pasok perangkat teknologi mulai dari pusat data hingga komputer rumah.
Artikel ini merangkum penyebab utama kenaikan harga, bagaimana dampaknya bagi konsumen, serta prediksi apakah kondisi ini akan terus berlanjut.
Penyebab Kenaikan Harga RAM yang Begitu Drastis
Laporan media teknologi dunia menunjukkan bahwa harga RAM melonjak hingga ratusan persen sejak pertengahan 2025. Beberapa faktor yang menjadi pemicu utama antara lain sebagai berikut.
1. Permintaan AI Melejit dan Menyerap Pasokan DRAM Global
Industri kecerdasan buatan tengah mengalami ledakan. Data center dan server AI membutuhkan kapasitas memori yang sangat besar. Tidak hanya memori jangka panjang seperti SSD, tetapi juga memori cepat seperti DRAM dan High Bandwidth Memory.
Permintaan masif dari perusahaan AI seperti OpenAI, Nvidia, dan penyedia cloud global membuat produsen memprioritaskan suplai untuk server kelas enterprise daripada pasar konsumen.
Para analis menyebut kondisi ini sebagai penyerapan kapasitas produksi terbesar sepanjang sejarah memori digital.
2. Produsen Memori Menaikkan Harga Secara Serentak
Samsung dan SK Hynix, dua raksasa terbesar DRAM dan NAND di dunia, telah menaikkan harga hingga 30 persen pada kuartal keempat 2025.
Beberapa laporan menunjukkan bahwa harga grosir dan spot DRAM meningkat lebih dari dua kali lipat hanya dalam beberapa minggu. Bahkan ada dealer besar di Jepang yang mulai membatasi pembelian RAM.
Dalam kondisi pasar yang tidak stabil seperti ini, produsen memilih menaikkan harga untuk menjaga pasokan bagi klien besar yang memesan dalam jumlah raksasa.
3. Produksi DRAM Konsumen Berkurang
Transisi industri yang tengah beralih dari DDR4 ke DDR5 membuat produksi RAM generasi lama perlahan ditutup.
Namun penurunan kapasitas produksi ini terjadi bersamaan dengan lonjakan penggunaan AI, sehingga pasokan DDR4 dan DDR5 sama sama terseret naik.
Beberapa laporan memperlihatkan bahwa DDR4 bahkan mengalami kenaikan lebih ekstrem karena stoknya sangat terbatas.
4. Pembangunan Pabrik Semikonduktor Butuh Waktu
Solusi untuk krisis ini sebenarnya jelas yaitu menambah kapasitas produksi.
Tetapi membangun pabrik memori baru bukan proses mudah.
Fasilitas semikonduktor biasanya memerlukan investasi miliaran dolar dan waktu bertahun tahun sebelum bisa beroperasi.
Dalam kondisi seperti ini, permintaan yang terus naik tidak dapat dikejar oleh penambahan kapasitas dalam waktu dekat.
Kenaikan Harga yang Sudah Terjadi di Pasar
Data harga konsumen dari PCPartPicker, Amazon, hingga KompasTekno menunjukkan lonjakan yang nyata.
- Kit DDR5 32 GB yang dulu dijual di bawah 100 dolar kini menembus 200 dolar.
- Produk DDR4 32 GB yang semula berada di angka 70 dolar kini berada pada kisaran 150 dolar.
- Distributor WPG Indonesia mencatat kenaikan harga global DDR5 hingga lebih dari 170 persen jika dibandingkan akhir 2024.
- Di Indonesia, RAM DDR5 32 GB kini berkisar tiga hingga lima juta rupiah, sedangkan RAM 64 GB dapat menyentuh lebih dari sepuluh juta rupiah.
Beberapa gerai komputer besar di Amerika bahkan berhenti menampilkan harga RAM karena fluktuasi yang sangat cepat.
Dampak Langsung bagi Konsumen
Kenaikan harga memori membawa sejumlah konsekuensi nyata.
1. Perangkat PC, Laptop, dan Gaming Menjadi Jauh Lebih Mahal
Produsen komputer seperti CyberPowerPC sudah mengumumkan penyesuaian harga seluruh sistem mereka mulai Desember 2025.
Biaya produksi meningkat sehingga harga jual ikut terdorong naik.
2. Stok RAM Hilang di Pasaran
Beberapa kit RAM yang sebelumnya mudah ditemukan kini habis di berbagai marketplace internasional.
Produsen memprioritaskan pembeli skala besar dari sektor cloud sehingga stok konsumen semakin terbatas.
3. SSD Mulai Ikut Terangkat
NAND flash untuk SSD juga terdampak karena digunakan untuk server AI.
Produsen mulai kehabisan stok NAND berkualitas tinggi sehingga pengiriman SSD konsumen berpotensi tertunda.
Analisis dari beberapa perusahaan menunjukkan bahwa ini pertama kalinya dalam tiga puluh tahun DRAM, NAND, dan HDD sama sama mengalami kekurangan.
4. Harga GPU Berisiko Ikut Naik
GPU modern membutuhkan memori khusus yang masih masuk kategori DRAM.
Jika produsen mengalihkan kapasitas produksi ke HBM dan server AI, harga memori GPU akan terdorong naik.
Beberapa peritel di Eropa bahkan memperingatkan bahwa kartu grafis berpotensi naik hingga tiga puluh dolar per unit hanya karena kenaikan harga memori.
Apakah Krisis Ini Akan Berlanjut?
Menurut banyak analisis industri, kondisi ini tidak akan pulih dalam waktu cepat.
Kekurangan pasokan diperkirakan berlangsung setidaknya hingga pertengahan tahun 2026.
Sebagian analis bahkan menyebutkan bahwa ketidakseimbangan suplai dan permintaan mungkin bertahan tiga hingga empat tahun ke depan.
Skenario membaik hanya mungkin terjadi jika:
- Permintaan dari sektor AI melambat
- Industri menambah kapasitas produksi memori
- Terjadi koreksi ekonomi pada investasi AI global
Sebagian ekonom teknologi juga memperkirakan potensi terbentuknya gelembung investasi AI. Jika gelembung ini pecah, pasokan memori yang telah dipesan dalam jumlah besar dapat kembali melimpah dan harga bisa turun lagi.
Namun untuk saat ini, pasar sedang bergerak menuju periode harga tinggi dan stok terbatas.
Kesimpulan
Kenaikan drastis harga RAM dan SSD sepanjang 2025 bukan fenomena spontan.
Ini adalah dampak dari ledakan permintaan memori oleh industri AI global, dipadukan dengan kapasitas produksi yang terbatas.
Laporan dari berbagai media teknologi menunjukkan bahwa kenaikan harga telah mencapai titik ekstrem, bahkan beberapa konsumen menyaksikan lonjakan hingga lima kali lipat.
Kondisi ini menekan pasar PC konsumen, menaikkan harga perangkat, memicu kelangkaan stok, dan berpotensi mempengaruhi GPU dalam waktu dekat.
Dengan proses produksi yang memerlukan waktu panjang dan permintaan AI yang belum menunjukkan tanda melambat, krisis memori kemungkinan besar masih akan terus berlanjut.
Jika Anda berniat melakukan upgrade PC, banyak peritel menyarankan agar tidak menunda karena harga masih cenderung naik dalam beberapa kuartal ke depan.



















