Kejadian yang Mengejutkan
Sebuah pesta pernikahan di Desa Dunggala, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, berakhir dengan tragis ketika seorang pria berinisial AA (21) tewas setelah ditikam oleh J (35) dalam sebuah insiden yang mengejutkan semua orang. Kejadian ini berlangsung pada Jumat malam, 31 Oktober 2025, sekitar pukul 02.30 Wita. Suasana pesta yang awalnya meriah dan penuh tawa itu berubah menjadi momen kelam yang tak terduga.
Menurut keterangan dari pihak kepolisian, insiden ini bermula dari perselisihan antara korban dan pelaku terkait penyelenggaraan acara. “Korban dan pelaku sempat berselisih di lokasi acara hingga berujung pada penikaman,” ungkap Iptu Dwi Arif, Kasi Humas Polres Kolaka. Banyak tamu yang hadir merasa terkejut dan tidak percaya bahwa perayaan bisa berakhir dengan kekerasan.
“Semua orang datang untuk merayakan, tetapi situasi tiba-tiba menjadi sangat tegang,” ujar salah satu tamu yang menyaksikan kejadian tersebut. Kejadian ini menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban dan mengguncang komunitas setempat.
Awal Perselisihan yang Memanas
Perselisihan antara AA dan J dimulai ketika pelaku meminta agar pesta joget dihentikan karena waktu sudah larut malam. “Pelaku meminta agar acara dihentikan pada pukul 02.00 Wita, namun korban menolak dan bersikeras agar musik tetap dimainkan,” jelas Dwi. Keputusan AA untuk menolak permintaan pelaku membuat suasana semakin tegang.
Ketegangan semakin meningkat ketika AA, dalam keadaan terpengaruh alkohol, mulai memaki J di depan banyak orang. “Suasana benar-benar memanas, dan banyak tamu yang merasa tidak nyaman dengan pertikaian ini,” ungkap seorang saksi mata. Perselisihan ini yang awalnya hanya verbal, dengan cepat bertransformasi menjadi konflik fisik.
Setelah terjadi pertikaian tersebut, J memutuskan untuk meninggalkan lokasi pesta. Namun, hal itu tidak menghentikan konflik yang sedang terjadi. “Korban mengikuti pelaku hingga ke jalan poros desa, di mana insiden penikaman terjadi,” kata Dwi. Keputusan AA untuk terus mengikuti J menjadi titik balik dari insiden tragis ini.
Penikaman yang Menghancurkan
Di jalan poros desa, J menikam AA di bagian perutnya dengan menggunakan senjata tajam. “Kejadian itu berlangsung sangat cepat. Korban langsung terjatuh dan dilarikan ke rumah sakit oleh teman-temannya,” ujar Iptu Dwi. Sayangnya, meskipun korban mendapatkan perawatan medis segera, nyawanya tidak dapat diselamatkan.
Kematian AA meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarganya. “Kami sangat berduka. AA adalah anak yang baik dan tidak pantas mengalami hal seperti ini,” ungkap seorang anggota keluarga dengan nada penuh kesedihan. Rasa kehilangan ini akan membekas dalam ingatan mereka selamanya.
Masyarakat sekitar juga merasa terpukul oleh kejadian ini. “Kami tidak pernah mengira bahwa sesuatu yang mengerikan bisa terjadi dalam acara seperti ini,” kata seorang warga setempat. Insiden ini menambah daftar panjang kasus kekerasan yang terjadi di berbagai acara sosial, dan membuat banyak orang merasa cemas.
Reaksi Pihak Kepolisian
Setelah menerima laporan mengenai insiden penikaman, pihak kepolisian segera melakukan penyelidikan. “Kami akan mencari pelaku dan memastikan bahwa keadilan ditegakkan,” tegas Iptu Dwi. Tindakan ini menunjukkan komitmen kepolisian dalam menangani kasus kekerasan dan menjaga keamanan di wilayah tersebut.
Pihak kepolisian juga meminta masyarakat untuk tidak mengambil tindakan sendiri dan selalu melaporkan setiap kejadian yang mencurigakan. “Kami menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak membuat situasi menjadi lebih buruk,” tambah Dwi.
Pencarian pelaku dilakukan dengan melibatkan anggota polisi dari berbagai unit. “Kami meminta kepada masyarakat untuk memberikan informasi jika melihat pelaku,” kata Dwi. Tindakan ini menunjukkan komitmen kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban di daerah tersebut.
Dampak Emosional bagi Keluarga dan Masyarakat
Kejadian ini tidak hanya berdampak pada keluarga korban, tetapi juga pada masyarakat setempat. Banyak yang merasa ketakutan dan tidak nyaman setelah mendengar berita tentang penikaman tersebut. “Kami merasa cemas dan tidak aman. Ini adalah hal yang sangat jarang terjadi di desa kami,” ungkap seorang warga.
Keluarga AA harus menghadapi dampak emosional yang berat. “Kami sangat terpukul. AA adalah anak yang ceria dan penuh semangat,” ujar seorang anggota keluarga. Kehilangan ini akan membekas dalam ingatan mereka selamanya, dan mereka berharap agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Kejadian ini juga memicu diskusi di kalangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan sosial dan kesadaran akan kekerasan. “Kita perlu lebih banyak edukasi tentang cara menghadapi konflik dan menyelesaikan masalah tanpa kekerasan,” ungkap seorang tokoh masyarakat. Diskusi ini diharapkan dapat memberikan solusi dan mencegah terjadinya insiden serupa di masa mendatang.
Kesimpulan dan Harapan untuk Masa Depan
Tragedi di Kolaka ini adalah pengingat bahwa kekerasan bisa terjadi di mana saja, bahkan di tempat yang seharusnya penuh kebahagiaan. Masyarakat diharapkan dapat belajar dari insiden ini dan berupaya menciptakan lingkungan yang lebih aman dan harmonis. “Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan dan ketertiban,” ungkap seorang warga.
Pendidikan tentang resolusi konflik dan pengelolaan emosi harus ditanamkan sejak dini. “Kami berharap agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman bagi semua,” tambahnya. Semoga tragedi ini menjadi titik tolak bagi perubahan positif di tengah masyarakat, agar kedamaian dan kebahagiaan dapat kembali mengisi setiap acara yang dirayakan.
