– Sebuah kasus pemerkosaan yang sangat memprihatinkan terjadi di Cianjur, Jawa Barat, di mana seorang gadis berusia 16 tahun, yang dikenal dengan inisial Mawar, menjadi korban pemerkosaan bergilir oleh 12 orang pria. Kasus ini berlangsung selama empat hari dan mengungkapkan tantangan serius terkait perlindungan anak di Indonesia.
Menurut keterangan dari Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Cianjur, Ajun Komisaris Polisi Tono Listianto, kejadian ini bermula pada tanggal 19 Juni 2025, ketika Mawar diajak oleh empat pemuda dari kampungnya ke kawasan Puncak. Di sana, Mawar mengalami kekerasan seksual di sebuah rumah oleh keempat pemuda tersebut.
Pada tanggal 20 Juni, Mawar diserahkan kepada dua pelaku lainnya yang melanjutkan tindakan keji tersebut. Dua pelaku ini kemudian membawa Mawar ke sebuah vila di Cipanas, di mana enam pelaku lainnya menunggu. Selama dua hari berikutnya, Mawar mengalami perlakuan yang sangat kejam dan tidak manusiawi.
Setelah kembali ke rumah pada 23 Juni, Mawar melaporkan semua yang terjadi kepada orang tuanya. Mereka segera melapor ke pihak kepolisian, yang dengan cepat melakukan penangkapan terhadap para pelaku. Dari 12 pelaku, 10 orang telah ditangkap, sementara dua orang lainnya masih dalam pencarian. Tono mencatat bahwa empat di antara pelaku yang ditangkap adalah pelajar di bawah umur.
Polisi telah menegaskan bahwa pelaku yang terlibat dalam kasus ini akan dijerat dengan hukum yang berat, sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Anak. Para pelaku terancam hukuman penjara maksimal 15 tahun, dan pihak kepolisian meminta masyarakat, khususnya orang tua, untuk lebih waspada dalam menjaga anak-anak mereka.
Kejadian ini mencerminkan perlunya peningkatan kesadaran akan perlindungan anak di masyarakat. Banyak pihak, termasuk aktivis hak asasi manusia, mendesak agar tindakan tegas diambil terhadap pelaku kejahatan seksual, serta perlunya program pendidikan untuk anak-anak dan orang tua tentang bahaya kekerasan seksual.
Masyarakat berharap agar kasus ini menjadi momentum untuk meningkatkan perlindungan terhadap anak-anak dan memberikan dukungan moral kepada korban. Selain itu, penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan dan praktik yang ada untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan.
Kasus ini telah menyentuh hati banyak orang dan memicu diskusi luas di media sosial. Banyak yang mengekspresikan simpati dan solidaritas kepada Mawar, serta mendesak agar keadilan ditegakkan dengan segera. Ini adalah panggilan bagi semua pihak untuk bersatu dalam melawan kekerasan seksual dan memastikan bahwa anak-anak, terutama perempuan, merasa aman dan terlindungi di lingkungan mereka.
Melalui kasus ini, diharapkan muncul kesadaran yang lebih besar mengenai pentingnya perlindungan anak serta tindakan preventif yang harus diambil oleh orang tua dan masyarakat. Hanya dengan kolaborasi yang kuat antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga penegak hukum, langkah nyata dapat diambil untuk melindungi generasi mendatang dari kekerasan dan eksploitasi.