Di tengah hiruk-pikuk dinamika politik dan ekonomi Indonesia, tagar #IndonesiaGelap muncul sebagai simbol perlawanan. Demo yang dipimpin oleh ribuan mahasiswa ini tidak sekadar sebuah aksi unjuk rasa, melainkan cermin dari kegelisahan masyarakat atas kebijakan pemerintah yang dianggap menutupi masa depan bangsa dengan “kegelapan.” Artikel ini mengupas tuntas latar belakang, alasan, tujuan, konflik, dan penyebab munculnya demo tersebut.
Latar Belakang: Aksi yang Menggugah Kesadaran
Pada 21 Februari 2025, sekitar 2.500 mahasiswa berkumpul di Taman Ismail Marzuki (TIM) sebelum melakukan long march menuju Patung Kuda di Jakarta. Demo ini merupakan puncak dari rangkaian aksi yang telah berlangsung di berbagai daerah seperti Karawang, Bogor, dan Bekasi. Uniknya, para demonstran sepakat untuk melepaskan atribut almamater mereka, simbol perpecahan identitas, demi menunjukkan bahwa perjuangan kali ini murni untuk kebaikan bersama.
Aksi ini bukanlah hal baru dalam sejarah pergerakan mahasiswa di Indonesia. Sejak era Orde Baru hingga masa reformasi, mahasiswa telah menjadi garda terdepan dalam mengoreksi kebijakan yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat. Namun, apa sebenarnya yang membuat demo #IndonesiaGelap kali ini begitu menyita perhatian?
Alasan Demonstrasi: Dari Pemangkasan Anggaran Hingga Krisis Kepercayaan
Demo ini muncul sebagai respons atas berbagai kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat. Beberapa alasan utama di balik aksi ini meliputi:
- Pemangkasan Anggaran Sektor Publik:
Keputusan untuk memangkas anggaran di bidang pendidikan dan kesehatan memicu kemarahan. Banyak mahasiswa dan kalangan akademisi berpendapat bahwa “efisiensi” yang diterapkan justru menurunkan kualitas layanan publik, terutama bagi masyarakat kelas bawah. - Ketimpangan Prioritas Kebijakan:
Sementara sektor-sektor vital seperti pendidikan dan kesehatan mengalami pemotongan, anggaran untuk TNI dan Polri justru tetap terjaga. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah kebijakan efisiensi tersebut benar-benar berpihak pada rakyat? - Krisis Legitimasi Pemerintahan:
Beberapa pengamat menyatakan bahwa legitimasi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto semakin “oleng” di mata masyarakat, terutama di kalangan mahasiswa yang melihat kebijakan pemerintah sebagai bentuk ketidakpedulian terhadap aspirasi rakyat. - Kegelisahan Generasi Muda:
Demo ini juga merupakan wujud kegelisahan generasi muda yang khawatir masa depan mereka terancam oleh keputusan-keputusan yang dianggap tidak berpijak pada pertimbangan ahli dan kebutuhan rakyat.
Tujuan Aksi: Suara untuk Perubahan dan Kontrol Sosial
Para demonstran memiliki tujuan yang jelas dalam aksi #IndonesiaGelap:
- Mengoreksi Kebijakan Pemerintah:
Mahasiswa dan masyarakat berharap agar pemerintah segera mengevaluasi kembali kebijakan pemangkasan anggaran yang berdampak negatif bagi pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan umum. - Menyalurkan Aspirasi Rakyat:
Demo ini menjadi wadah bagi suara-suara yang merasa terpinggirkan, sebagai bentuk kontrol sosial agar pemerintah tidak semakin jauh dari kebutuhan dan keinginan rakyat. - Membangkitkan Kesadaran Kolektif:
Dengan menggunakan simbol-simbol yang kuat seperti Patung Kuda dan seruan “Indonesia Gelap”, para demonstran ingin menggugah kesadaran masyarakat akan kondisi negara yang kian gelap jika kebijakan tidak segera diperbaiki.
Konflik dan Penyebab: Antara Realitas dan Janji Pemerintah
Konflik yang muncul dari aksi ini cukup kompleks. Di satu sisi, ada ketidakpuasan mendalam terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat, sedangkan di sisi lain, aparat keamanan berupaya menjaga ketertiban dengan pendekatan persuasif. Beberapa poin konflik antara lain:
- Reaksi Aparat dan Pengamanan:
Dengan penutupan beberapa ruas jalan di sekitar pusat aksi seperti Medan Merdeka Barat, kehadiran ribuan personel gabungan menunjukkan betapa seriusnya situasi di lapangan. Polisi mengimbau semua pihak untuk bersikap santun agar aksi tetap damai. - Pertentangan Antara Kebijakan dan Realitas:
Kebijakan efisiensi yang dijalankan pemerintah dinilai justru mengabaikan kebutuhan dasar masyarakat. Sementara sebagian pejabat dan militer dipertahankan anggarannya, sektor pendidikan dan kesehatan yang menyentuh langsung kehidupan rakyat justru terpotong. - Sejarah Perlawanan Mahasiswa:
Demo ini kembali mengingatkan pada sejarah panjang pergerakan mahasiswa yang selalu menjadi korektor bagi pemerintah. Dari aksi 1998 hingga demonstrasi terbaru, mahasiswa selalu hadir sebagai suara kritis yang menuntut perubahan.
Kesimpulan: Sebuah Panggilan untuk Perubahan
Demo #IndonesiaGelap bukan sekadar tentang menolak kebijakan, melainkan sebuah panggilan untuk perubahan. Dengan menyuarakan kritik terhadap pemangkasan anggaran di sektor vital dan ketimpangan prioritas kebijakan, para mahasiswa dan masyarakat berharap agar pemerintah segera berbenah. Sejarah telah mengajarkan bahwa pergerakan mahasiswa adalah kekuatan demokrasi yang mampu mengoreksi jalannya pemerintahan.
Mari kita jadikan aksi ini sebagai momentum untuk mendorong dialog dan reformasi, sehingga Indonesia tidak semakin “gelap” tetapi bisa bersinar dengan kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan seluruh rakyat. Semoga kritik konstruktif ini mampu membuka jalan bagi perubahan nyata di negeri tercinta.