Ada satu game yang sejak lama jadi bahan candaan, meme, sekaligus doa gamer di seluruh dunia. Namanya Hollow Knight: Silksong. Setelah enam tahun menunggu, akhirnya tanggal 4 September 2025, game ini benar-benar turun ke bumi. Bukan sekadar rilis, tapi langsung bikin jagat gaming bergetar seperti gempa berkekuatan hype maksimal.
Dari Proyek Kecil ke Legenda Global
Kisahnya dimulai sederhana. Team Cherry, studio indie asal Adelaide, tadinya hanya ingin bikin DLC untuk Hollow Knight (2017). Tapi ide kecil itu tumbuh liar. Setiap tambahan fitur melahirkan ambisi baru, hingga akhirnya DLC menjelma jadi sekuel penuh dengan skala monster. Para penggemar sempat merasa seperti ditinggalkan, sebab update resmi hampir tidak pernah ada. Tapi justru “penantian” inilah yang membuat ledakan emosional ketika Silksong akhirnya muncul.
Kenapa Bisa Jadi Bom Waktu?
Ada empat “bahan bakar” yang bikin Silksong meledak seperti meteor di jagat gaming:
- Wishlist Legendaris
Silksong mengantongi 4,8–5,2 juta wishlist di Steam. Angka ini bukan main-main, menjadikannya game indie paling diantisipasi dalam sejarah platform. - Server Runtuh
Bayangkan, Steam dihantam lebih dari 100 ribu pemain dalam waktu bersamaan. Xbox Live dan Nintendo eShop juga ikut kelimpungan. Belum pernah ada game indie yang bikin server raksasa kewalahan seperti ini. - Kualitas Tingkat Dewa
Review awal menyebut Silksong sebagai sekuel yang “hampir sempurna”. Dari sistem pertarungan Hornet yang gesit, hingga musik epik Christopher Larkin yang bikin hati bergetar, semua terasa naik kelas. - Silkposting, Budaya Absurd yang Jadi Nyata
Bertahun-tahun tanpa kabar melahirkan tren meme gila-gilaan di Reddit. Penggemar mengisi kekosongan dengan humor dan postingan palsu soal Silksong. Saat rilis, budaya ini seperti pecah telur: tawa, tangis, dan selebrasi campur jadi satu.
Apa yang Ditawarkan Silksong?
Kalau Hollow Knight itu dunia misterius yang bikin penasaran, Silksong seperti jamuan lengkap.
- Hornet Jadi Protagonis: Gerakannya akrobatik, lincah, dan brutal sekaligus.
- Kerajaan Pharloom: Dunia baru penuh misteri, dihantui oleh sutra dan lagu-lagu aneh.
- Konten Masif: 200+ musuh, 40+ bos, dan sistem quest yang terbagi ke kategori unik seperti Gather, Wayfarer, Hunt, hingga Grand Hunt.
- Crafting: Pemain bisa membuat senjata dan alat sendiri menggunakan Shell Shards.
- Checkpoint Melimpah: Lebih dari 100 titik eksplorasi yang bikin petualangan terasa tak ada habisnya.
- Harga Ramah Dompet: 19,99 dolar atau sekitar 300 ribu rupiah, bahkan gratis untuk pelanggan Xbox Game Pass.
Dunia Ikut Menyaksikan
Bukan cuma gamer yang merasakan hype, tapi juga seluruh komunitas digital.
- Twitch Meledak: Dari 71 ribu penonton langsung naik jadi 104 ribu dalam hitungan menit.
- Steam Dihujani Pujian: Lebih dari 1.500 review positif terkumpul hanya dalam dua jam.
- Media Sosial Heboh: X, Reddit, dan Discord penuh meme, fanart, dan reaksi emosional.
- Daily Silksong News Berakhir: Setelah 1.693 hari rutin melaporkan update (atau ketiadaan update), kanal YouTube ini menutup cerita. Rasanya seperti menutup satu bab dalam sejarah gaming.
Masa Depan Masih Misteri
Team Cherry sudah menggoda bakal ada DLC ambisius, tapi detailnya masih gelap. Namun para Skongers jelas belum akan kehabisan energi. Saat ini, fokus mereka cuma satu: menikmati dunia Pharloom sampai ke sudut terdalamnya.
Intinya
Silksong bukan hanya sekadar game indie. Ia adalah simbol kesabaran, dedikasi komunitas, dan bukti bahwa passion bisa mengalahkan waktu. Tidak ada yang bisa menyangkal, rilis ini telah mengukir sejarah. Pertanyaannya: apakah kamu sudah ikut merasakan getaran hype ini, atau masih jadi penonton yang cuma bisa membaca berita?