Jakarta – Konsorsium investor yang dipimpin oleh Elon Musk mengajukan penawaran senilai USD 97,4 miliar (sekitar Rp 1.592 triliun) untuk mengambil alih OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT. Tawaran yang diajukan ini langsung ditolak oleh CEO sekaligus co-founder OpenAI, Sam Altman.
Menurut laporan dari The Wall Street Journal, Musk bersama beberapa investor mengajukan penawaran kepada dewan direksi OpenAI untuk mengambil alih divisi non-profit perusahaan tersebut. Pengacara Musk, Mark Toberoff, mengonfirmasi hal ini dan menyatakan, “Sudah saatnya OpenAI kembali menjadi kekuatan open source, yang fokus kepada keamanan untuk selamanya seperti sebelumnya. Kami akan memastikan hal itu terjadi.”
Penawaran Musk ini muncul sebagai babak baru dalam perselisihan yang terus berlangsung antara Elon Musk dan Sam Altman mengenai arah masa depan OpenAI. Di sisi lain, Altman menolak tawaran tersebut dan malah menawarkan untuk membeli Twitter/X dengan nilai USD 9,74 miliar, sebagaimana diunggahnya di media sosial.
Tawaran senilai USD 97,4 miliar dari Musk jauh lebih rendah dibandingkan dengan valuasi OpenAI yang mencapai USD 157 miliar setelah putaran pendanaan terakhir pada Oktober 2024. Upaya pengambilalihan ini didukung oleh inisiatif dari xAI dan beberapa pemodal seperti Baron Capital Group serta Valor Management.
Musk dan Altman mendirikan OpenAI pada tahun 2015 sebagai perusahaan nirlaba. Namun, hubungan antara kedua tokoh tersebut mulai memburuk setelah Elon Musk meninggalkan direksi OpenAI pada tahun 2018. Kini, Altman tengah berupaya mengubah struktur OpenAI dari nirlaba menjadi for-profit. Langkah ini mendapat protes, bahkan sampai digugat oleh Musk, karena dianggap menyimpang dari misi awal untuk mengembangkan AI demi kepentingan umat manusia. OpenAI sendiri berpendapat bahwa perubahan status menjadi for-profit diperlukan guna mengamankan dana yang diperlukan untuk pengembangan model kecerdasan buatan terbaik.
Mark Toberoff, dalam keterangannya, menambahkan, “Sebagai co-founder OpenAI dan pemimpin di industri teknologi paling inovatif dan sukses dalam sejarah, Musk adalah orang yang paling tepat untuk melindungi dan mengembangkan teknologi OpenAI.”
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak OpenAI maupun Elon Musk terkait langkah selanjutnya. Perselisihan mengenai masa depan OpenAI ini terus menjadi sorotan, mengingat besarnya potensi dan dampak dari pengembangan teknologi kecerdasan buatan di kancah global.