Anugerah Bulan Suci
Dewi Perssik, pedangdut populer Indonesia, merasakan kebahagiaan yang mendalam karena bisa menjalani bulan Ramadan bersama ibunya, Sri Muna. Bagi Dewi, kehadiran sang ibu sangat berarti terutama saat dirinya belum memiliki pasangan. “Ramadan itu terasa lebih istimewa jika bisa bersama orang tua. Suasana dan perasaan saat berpuasa akan berbeda,” ujarnya di Jakarta.
Awalnya, Dewi berencana untuk menjalani puasa di kampung halamannya di Jember. Namun, rencana tersebut berubah ketika ibunya ingin bertemu dengannya di Jakarta. “Mama ingin aku ada di sampingnya selama Ramadan, jadi aku memutuskan untuk tinggal bersamanya,” jelas Dewi. Hal ini membuat Dewi merasa beruntung dapat berbagi momen berharga dengan sang ibu.
Dewi semakin bersyukur karena ibunya yang kini berusia 70 tahun dalam keadaan sehat. “Yang terpenting adalah kesehatan Mama. Aku sangat bersyukur bisa merayakan Ramadan bersamanya,” ungkapnya. Kesehatan sang ibu menjadi prioritas utama Dewi, dan ia berusaha sebaik mungkin untuk menjaga dan mendampingi ibunya.
Tradisi dan Kenangan Ramadan
Bersama sang ibu, Dewi merasakan kembali kehangatan keluarga yang sering kali dirindukannya. “Ada banyak kenangan manis saat berbuka puasa dan sahur. Hal-hal kecil seperti itu yang selalu terkenang,” ungkapnya. Ia mengingat bagaimana suasana berbuka dengan makanan khas yang selalu disajikan di bulan Ramadan.
“Setiap Ramadan, kami selalu menyajikan kurma dan kolak. Suasana ngabuburit dan sahur adalah momen yang selalu aku rindukan,” tambahnya. Tradisi ini membuat bulan suci menjadi lebih bermakna dan mengingatkan Dewi akan pentingnya keluarga dalam hidupnya.
Dewi juga merasa bahwa setiap Ramadan adalah kesempatan untuk lebih mendekatkan diri dengan Allah. “Aku ingin memanfaatkan bulan puasa ini untuk memperbaiki diri dan mempererat hubungan dengan keluarga,” ujarnya. Dengan semangat baru, Dewi bertekad menjalani bulan puasa ini dengan penuh keberkahan.
Refleksi Tentang Jodoh dan Keluarga
Mengenai jodoh, Dewi Perssik mengungkapkan bahwa ia pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan. “Kalau soal jodoh, biarkan semua berjalan sesuai dengan kehendak-Nya. Aku percaya bahwa setiap orang memiliki jalannya masing-masing,” tuturnya. Dengan sikap yang tenang, Dewi tidak merasa terbebani dengan status jomblonya.
Selama bulan Ramadan, Dewi merasa mendapatkan kesempatan untuk merenung dan berdoa. “Bulan puasa adalah waktu yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah dan merenungkan hidup,” katanya. Ia berharap bisa mendapatkan petunjuk dalam setiap langkah yang diambilnya ke depan.
Dewi juga bertekad untuk tetap berkarya dan memberikan yang terbaik bagi penggemarnya. “Aku ingin tetap aktif di dunia musik, meskipun harus membagi waktu dengan keluarga,” ungkapnya. Komitmen ini menunjukkan dedikasi Dewi terhadap kariernya yang telah dibangun selama bertahun-tahun.
Harapan untuk Ramadan yang Penuh Kebaikan
Dewi Perssik berharap Ramadan kali ini dapat memberikan banyak kebaikan bagi dirinya dan keluarganya. “Semoga semua doa yang kita panjatkan selama Ramadan ini dikabulkan,” tuturnya. Ia percaya bahwa bulan suci adalah waktu yang sangat istimewa untuk memperbaiki diri dan mempererat hubungan dengan orang-orang terkasih.
Kebersamaan dengan ibu di bulan Ramadan menjadi pengalaman yang selalu dikenang. “Hal-hal kecil seperti berbuka bersama dan berbagi cerita adalah momen yang sangat berarti,” jelasnya. Dengan semangat baru, Dewi siap menjalani sisa bulan puasa dengan penuh kebahagiaan.
Dewi juga berharap agar masyarakat Indonesia dapat menjalani Ramadan dengan penuh kedamaian. “Mari kita saling menghargai dan menjaga persatuan selama bulan suci ini,” ajaknya. Pesan ini menunjukkan kepedulian Dewi terhadap kondisi sosial yang ada.
Penutup: Menghargai Setiap Momen di Bulan Suci
Dewi Perssik menegaskan bahwa bulan Ramadan adalah waktu yang tepat untuk bersyukur dan berbagi. “Aku ingin mengingat setiap momen berharga ini dan menjadikan hidupku lebih baik,” tutupnya. Dengan harapan dan semangat positif, Dewi bertekad untuk menjadikan Ramadan tahun ini sebagai pengalaman yang tak terlupakan.