Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah menjadi sorotan utama di dunia teknologi. Salah satu yang paling menonjol adalah kemunculan DeepSeek, chatbot AI asal China yang berhasil mencuri perhatian global. Namun, popularitas DeepSeek tidak hanya membawa pujian, tetapi juga kontroversi, terutama di Amerika Serikat (AS). Bahkan, warga AS yang menggunakan DeepSeek kini terancam hukuman penjara hingga 20 tahun dan denda miliaran rupiah. Bagaimana ceritanya? Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
DeepSeek: AI China yang Bikin Amerika Ketar-Ketir
DeepSeek, chatbot AI buatan China, telah menjadi buah bibir di kalangan netizen global. Kemampuannya yang canggih dalam memproses data, menjawab pertanyaan, dan bahkan mengumpulkan informasi sensitif membuatnya menjadi pesaing berat bagi ChatGPT buatan AS. Namun, di balik kecanggihannya, DeepSeek juga menimbulkan kekhawatiran serius, terutama dari pemerintah AS.
Anggota Senat AS dari Partai Republik, Josh Hawley, baru-baru ini mengusulkan Rancangan Undang-Undang (RUU) berjudul Decoupling America’s Artificial Intelligence Capabilities from China Act of 2025. RUU ini bertujuan untuk memisahkan kemampuan AI AS dari China, termasuk melarang penggunaan DeepSeek dan teknologi AI China lainnya di AS.
Hukuman Berat bagi Pengguna DeepSeek di AS
Jika RUU ini disahkan, warga AS yang menggunakan DeepSeek atau mengembangkan teknologi AI China akan menghadapi konsekuensi serius. Pelanggar individu bisa didenda hingga 1 juta dollar AS (sekitar Rp 16,3 miliar), sementara perusahaan pelanggar bisa dikenai denda hingga 100 juta dollar AS (sekitar Rp 1,6 triliun). Tidak hanya itu, pelanggar juga berpotensi dipenjara hingga 20 tahun.
Larangan ini tidak hanya berlaku untuk individu, tetapi juga instansi pemerintah. Beberapa badan penting seperti NASA, Angkatan Laut AS, dan Pentagon telah melarang penggunaan DeepSeek di perangkat resmi mereka. Bahkan, Negara Bagian Texas turut mengambil langkah tegas dengan mewanti-wanti aplikasi dan media sosial buatan China.
Kekhawatiran Global: Apakah DeepSeek Benar-Benar Berbahaya?
Lalu, apa yang membuat DeepSeek dianggap begitu mengancam? Menurut laporan dari Gizchina, DeepSeek memiliki kemampuan untuk mengumpulkan berbagai informasi sensitif pengguna, seperti alamat IP, riwayat percakapan, dokumen file, hingga aktivitas keyboard. Data-data ini kemudian disimpan di server yang beroperasi di bawah pemerintahan China.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran global, terutama terkait risiko kebocoran data dan ancaman terhadap keamanan nasional. Beberapa negara seperti Italia dan Taiwan sudah melarang penggunaan DeepSeek, sementara Jerman, Prancis, Jepang, Korea Selatan, dan India masih mempertimbangkan pembatasan layanan ini.
Respons Presiden Trump dan Netizen Global
Presiden AS Donald Trump juga tidak tinggal diam. Ia menyebut kehadiran DeepSeek sebagai “peringatan” dan berjanji untuk mengevaluasi dampaknya terhadap keamanan nasional AS. Sementara itu, netizen global ramai-ramai membahas kontroversi ini di media sosial.
Banyak yang mempertanyakan apakah larangan ini hanya bentuk proteksionisme teknologi atau memang ada ancaman nyata dari DeepSeek. Beberapa netizen bahkan menyebut ini sebagai bagian dari “perang teknologi” antara AS dan China yang semakin memanas.
Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?
Saat ini, RUU tersebut masih dalam proses pembahasan, dan belum ada kepastian kapan akan disahkan. Namun, jika RUU ini benar-benar disetujui, warga AS tidak hanya dilarang menggunakan DeepSeek, tetapi juga aplikasi dan media sosial buatan China lainnya.
Bagi netizen global, ini menjadi momen penting untuk mempertimbangkan kembali penggunaan teknologi AI. Apakah kita siap mengambil risiko terkait privasi dan keamanan data demi kecanggihan teknologi? Atau justru lebih memilih untuk berhati-hati dan memprioritaskan keamanan?
Kesimpulan
Kontroversi DeepSeek vs. AS adalah bukti bahwa perkembangan teknologi AI tidak hanya membawa kemajuan, tetapi juga tantangan dan risiko besar. Bagi netizen global, ini adalah pengingat untuk selalu waspada dan bijak dalam menggunakan teknologi. Sementara bagi AS dan China, ini adalah babak baru dalam perang teknologi yang akan menentukan masa depan AI di dunia.
Jadi, bagaimana pendapatmu tentang larangan DeepSeek ini? Apakah ini langkah yang tepat, atau justru berlebihan? Yuk, share pendapatmu di kolom komentar!