banner 728x250

China Tanam Chip di Otak Manusia, Tantang Dominasi Neuralink Milik Elon Musk

Illustrasi China menanamkan Chip Ke Otak Manusia
banner 120x600
banner 468x60

Teknologi yang dulu hanya bisa dibayangkan dalam film fiksi ilmiah kini makin nyata. Setelah Amerika Serikat lebih dulu melakukan uji coba chip otak melalui proyek Neuralink milik Elon Musk, kini China menyusul sebagai negara kedua yang berhasil menanamkan chip ke dalam otak manusia.

Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa perlombaan brain-computer interface (BCI) global sudah benar-benar dimulai, dan China tidak mau tertinggal.

banner 325x300

🧠 Proyek BCI Pertama China: Kendali Komputer Lewat Pikiran

Uji coba ini dilakukan terhadap seorang pria berusia 37 tahun yang mengalami kelumpuhan total (quadriplegia) setelah mengalami kecelakaan 13 tahun lalu.
Pada 25 Maret 2025, ia menjadi manusia pertama di China yang menerima chip otak BCI buatan CEBSIT (Center for Excellence in Brain Science and Intelligence Technology), lembaga di bawah Chinese Academy of Sciences di Shanghai.

Hasilnya? Setelah tiga minggu pasca operasi, pasien ini berhasil mengendalikan komputer dan bermain game hanya dengan pikirannya.

“Sekarang saya dapat mengendalikan komputer dengan pikiran saya. Rasanya seperti saya dapat bergerak sesuka hati,” ujarnya.


🔍 Bagaimana Chip Ini Bekerja?

Teknologi BCI memungkinkan komunikasi langsung antara otak manusia dan perangkat digital, tanpa perlu pergerakan otot atau sinyal saraf motorik konvensional.

CEBSIT menggunakan elektroda mikroskopis yang ditanam ke dalam otak melalui lubang kecil di tengkorak. Elektroda ini membaca sinyal otak secara langsung, menerjemahkannya, lalu mengirimkan instruksi ke komputer atau perangkat digital lainnya.

Dengan pendekatan ini, chip BCI bisa membantu pengguna yang mengalami kelumpuhan untuk berinteraksi dengan dunia digital secara mandiri.


📏 Chip Buatan China Lebih Kecil dan Lebih Fleksibel dari Neuralink

CEBSIT mengklaim bahwa chip yang mereka kembangkan lebih kecil, lebih fleksibel, dan lebih aman dibanding teknologi milik Neuralink:

  • Diameter: 26 mm, tebal kurang dari 6 mm
  • Luas penampang hanya 1/5 hingga 1/6 dari chip Neuralink
  • Fleksibilitas 100 kali lebih baik dari kompetitor
  • Nyaris tidak terasa oleh pengguna di dalam otak
  • Risiko kerusakan jaringan otak jangka panjang diklaim sangat rendah

“Elektroda kami sangat lunak. Gaya untuk menekuknya setara dengan interaksi antar neuron,” jelas peneliti CEBSIT, Zhao Zhengtuo.


🧬 Dari Komputer ke Lengan Robotik dan AI

Target awal dari chip ini adalah pasien dengan cedera tulang belakang, amputasi ganda, dan ALS. Tapi CEBSIT tidak berhenti di sana. Mereka berencana mengembangkan teknologi serupa untuk mengendalikan lengan robotik atau bahkan agen AI secara langsung melalui otak manusia.

Ini membuka potensi bagi manusia untuk benar-benar berinteraksi dengan mesin tanpa perantara di masa depan.


📆 Rilis Komersial Ditargetkan 2028

CEBSIT berharap teknologi ini mendapatkan izin regulasi dari pemerintah China agar dapat mulai dipasarkan secara luas pada tahun 2028. Fokus awalnya tetap pada sektor medis, namun seperti Neuralink, potensi komersial di masa depan sangat terbuka, terutama dalam bidang antarmuka manusia-komputer, robotik, hingga augmentasi kognitif.


🌍 Perang Teknologi Otak: China vs AS

Dengan keberhasilan ini, China secara resmi masuk ke arena persaingan global teknologi chip otak bersama Amerika dan Neuralink.

Elon Musk sebelumnya menyatakan ambisinya untuk menyatukan manusia dan AI melalui chip otak yang mampu membaca dan menulis pikiran. Ia bahkan memproyeksikan bahwa:

“Akan ada ratusan orang memakai Neuralink dalam beberapa tahun, puluhan ribu dalam lima tahun, dan jutaan dalam sepuluh tahun.”

Jika ambisi ini terwujud, dan China melaju dengan kecepatan yang sama, maka dunia bisa menyaksikan lahirnya generasi manusia baru:
Homo Technologicus — manusia yang terkoneksi langsung dengan mesin.


🎯 Kesimpulan

Penanaman chip ke otak bukan lagi fiksi. Ini adalah realitas baru.
Dengan China dan AS kini bersaing di bidang neuroteknologi, kita tidak hanya berbicara soal gadget atau AI, tapi tentang definisi baru dari eksistensi manusia itu sendiri.

Pertanyaannya bukan lagi “bisa atau tidak?”,
tapi “siapa yang akan menguasainya duluan?”

banner 325x300

Tinggalkan Balasan