Nama besar Bill Gates dan Mark Zuckerberg sering dijadikan inspirasi bagi anak muda yang bermimpi menjadi pengusaha sukses. Keduanya adalah sosok miliarder dunia yang sama-sama memilih keluar dari Harvard University untuk membangun Microsoft dan Facebook. Namun, Jeff Bezos justru memberi peringatan agar kisah itu tidak dijadikan patokan. Menurut pendiri Amazon ini, cerita sukses seperti Gates dan Zuckerberg adalah pengecualian, bukan aturan.
Latar Belakang Bezos yang Berbeda
Jeff Bezos bukanlah sosok yang meninggalkan kuliah demi mengejar bisnis. Ia justru menyelesaikan pendidikan di Princeton University dengan gelar teknik pada tahun 1986. Setelah lulus, Bezos menghabiskan hampir 10 tahun bekerja di berbagai perusahaan sebelum akhirnya mendirikan Amazon pada 1994. Menurutnya, pengalaman kerja itulah yang memperkuat pondasinya untuk membangun bisnis raksasa.
Bezos menegaskan bahwa menyelesaikan kuliah memberikan banyak manfaat. Ia menikmati proses kuliah dan merasa pengetahuan serta kedisiplinan dari bangku akademis turut berperan dalam kesuksesannya. Itulah mengapa ia tidak pernah menyarankan orang untuk meniru jalur drop out.
Pandangan Bezos Tentang Pendidikan dan Karier
Menurut Bezos, memang ada peluang untuk sukses tanpa gelar, tetapi probabilitasnya sangat kecil. Ia mencontohkan bahwa Gates dan Zuckerberg hanya segelintir orang dari jutaan mahasiswa yang drop out. Jika hanya mengandalkan kisah luar biasa itu, anak muda bisa terjebak dalam ilusi cepat kaya tanpa fondasi kuat.
Bezos menyarankan generasi muda untuk bekerja dulu di perusahaan yang sudah mapan dan sukses. Dengan begitu, mereka bisa belajar praktik terbaik, seperti cara merekrut orang, membangun tim, hingga wawancara yang efektif. Semua pelajaran itu nantinya menjadi bekal berharga ketika tiba waktunya merintis bisnis sendiri.
Konteks Kesuksesan Gates dan Zuckerberg
Kisah Gates dan Zuckerberg memang luar biasa. Gates keluar dari Harvard pada 1975 saat baru berusia 19 tahun demi fokus membangun Microsoft bersama Paul Allen. Zuckerberg juga mengambil keputusan serupa pada 2004 ketika mendirikan Facebook dari kamar asrama. Hasilnya, keduanya menjelma menjadi tokoh penting di industri teknologi dunia.
Namun bahkan Bill Gates sendiri tidak sepenuhnya mendukung drop out. Ketika anak bungsunya, Phoebe Gates, pernah mempertimbangkan untuk meninggalkan kuliah demi bisnis, Gates justru menentangnya. Ini menunjukkan bahwa bahkan sosok yang dulu memilih drop out pun memahami risiko besar di balik keputusan tersebut.
Pelajaran untuk Generasi Muda
Pesan utama dari Jeff Bezos jelas: jangan terjebak romantisasi kisah sukses. Dunia usaha membutuhkan pengalaman, pengetahuan, dan mental yang terlatih. Menyelesaikan kuliah adalah salah satu cara terbaik untuk mendapatkan pondasi itu. Apalagi, setelah lulus masih banyak waktu untuk mencoba, gagal, dan bangkit kembali.
Bezos sendiri baru memulai Amazon di usia 30 tahun, setelah menyerap banyak ilmu dari pekerjaannya. Hal ini membuktikan bahwa kesuksesan tidak harus dikejar dengan terburu-buru. Yang lebih penting adalah mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Penutup
Kisah Gates, Zuckerberg, dan Bezos memang berbeda jalur, tetapi semuanya memiliki satu kesamaan: kerja keras dan dedikasi yang luar biasa. Bezos mengingatkan agar anak muda tidak terbuai cerita drop out lalu mengira semua orang bisa mengulanginya. Realitanya, mayoritas orang yang menyelesaikan kuliah dan menimba pengalaman kerja punya peluang lebih besar untuk sukses.
Jadi, sebelum bermimpi meniru langkah besar para miliarder dunia, ada baiknya memastikan fondasi diri sudah kuat. Pendidikan, pengalaman kerja, dan kemampuan belajar dari perusahaan hebat bisa menjadi kunci yang lebih realistis dan aman untuk membuka pintu kesuksesan.