Siapa yang tak kenal dengan keajaiban visual dan cerita memukau dari film-film Studio Ghibli? Sebut saja Spirited Away, Princess Mononoke, atau My Neighbor Totoro, semuanya sukses menghipnotis jutaan penonton di seluruh dunia dengan gaya animasinya yang khas, penuh warna pastel lembut, pencahayaan hangat, dan sentuhan magis yang tak terlupakan.
Kabar gembira datang bagi para penggemar berat Ghibli! Kini, Anda tak perlu lagi hanya bisa mengagumi karya-karya tersebut di layar lebar. Berkat inovasi terbaru dari OpenAI, chatbot pintar ChatGPT kini memiliki kemampuan untuk menghasilkan gambar secara langsung (native) melalui peningkatan pada model AI GPT-4o. Fitur canggih ini memungkinkan Anda untuk mengubah foto biasa menjadi ilustrasi bergaya Studio Ghibli yang sedang viral di media sosial!
Caranya Mudah Banget! Cukup “Copy Paste” Prompt Ini di ChatGPT
Antusiasme warganet untuk mencoba fitur baru ini sangat tinggi. Berbagai foto dengan sentuhan magis ala Ghibli pun membanjiri linimasa media sosial. Penasaran bagaimana cara ikut tren ini? Ternyata, caranya sangat sederhana! Anda hanya perlu mengunggah foto pilihan Anda ke ChatGPT dan mengetikkan (atau menyalin) salah satu prompt berikut:
- “Turn this image into Studio Ghibli version”
- “Create a Studio Ghibli version of this image”
- “Make this photo look like a scene from a Ghibli movie”
Dalam sekejap, ChatGPT akan memproses foto Anda dan mengubahnya menjadi karakter anime dengan ciri khas palet warna pastel yang lembut dan pencahayaan kekuningan yang hangat – persis seperti dalam film-film Ghibli! Mulai dari potret diri, foto keluarga, hingga pemandangan alam, semuanya bisa disulap menjadi karya seni yang memukau.
Sayangnya, Fitur Ini Belum Bisa Dinikmati Semua Pengguna…
Meskipun antusiasme sangat tinggi, ada sedikit kabar kurang mengenakkan. Beberapa pengguna melaporkan bahwa mereka tidak dapat mengubah gambar menjadi gaya Ghibli. Ternyata, fitur penghasil gambar yang ditenagai oleh GPT-4o ini masih diluncurkan secara bertahap dan diprioritaskan untuk pengguna yang berlangganan ChatGPT Plus.
Menurut CEO OpenAI, Sam Altman, penundaan perilisan untuk pengguna gratis ini disebabkan oleh tingginya animo masyarakat yang membuat fitur ini terlalu banyak digunakan. Jadi, bagi Anda yang belum berlangganan, harap bersabar ya!
Di Balik Tren, Muncul Kekhawatiran Soal Hak Cipta
Popularitas fitur baru ini tak hanya membawa kegembiraan, tetapi juga memicu perdebatan mengenai isu hak cipta. Bagaimana tidak, dengan kemudahan menciptakan ulang gaya visual yang khas dari studio sebesar Studio Ghibli hanya dengan perintah teks, muncul pertanyaan apakah tindakan ini melanggar hak cipta atau tidak.
Evan Brown, seorang pengacara kekayaan intelektual, menjelaskan bahwa gaya visual sebenarnya tidak secara eksplisit dilindungi oleh hak cipta. Namun, pertanyaan mendasar yang muncul adalah apakah model AI ini dilatih menggunakan materi berhak cipta, seperti potongan adegan dari film-film Ghibli.
OpenAI sendiri menyatakan bahwa ChatGPT menolak untuk mereplikasi gaya seniman individu yang masih hidup, namun tetap mengizinkan pembuatan gambar dalam gaya studio secara lebih luas. Hal ini menimbulkan pertanyaan lebih lanjut, mengingat gaya Studio Ghibli sangat lekat dengan sosok Hayao Miyazaki, salah satu pendirinya yang masih aktif.
Kasus ini menjadi sangat menarik karena bisa menjadi preseden penting dalam perlindungan hak cipta di era AI. Apakah menciptakan ulang estetika khas sebuah studio besar termasuk pelanggaran, atau hanya sekadar inspirasi kreatif? Jawaban atas pertanyaan ini tentu akan berdampak besar pada industri kreatif di masa depan.
Saat ini, pengadilan di berbagai negara masih mempertimbangkan apakah melatih AI menggunakan karya berhak cipta termasuk dalam kategori fair use atau tidak. Beberapa tuntutan hukum bahkan telah diajukan terhadap OpenAI dan perusahaan AI lainnya terkait isu ini.
Jadi, Bagaimana Pendapatmu?
Fenomena mengubah foto menjadi ala Studio Ghibli dengan ChatGPT ini adalah bukti nyata betapa pesatnya perkembangan teknologi AI. Di satu sisi, ini membuka peluang kreatif yang tak terbatas bagi siapa saja. Di sisi lain, isu hak cipta dan etika penggunaan AI dalam menciptakan karya seni juga perlu menjadi perhatian serius.
Apakah Anda tertarik untuk mencoba fitur ini? Atau mungkin Anda memiliki kekhawatiran tersendiri mengenai implikasinya terhadap industri kreatif? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar!